Friday, November 17, 2017

MENGENAL YAQOWIYU DI KOTA JATINOM KABUPATEN KLATEN


Jatinom termasuk wilayah Kabupaten Klaten provinsi Jawa Tengah, Jatinom sebenarnya cukup banyak dikenal 'ada yang mengatakan Jatianom secara dialek. Jatinom merupakan sebuah kota Kecamatan yang terbilang maju Disini banyak menyimpan kisah kisah historik bahkan legenda maupun masuk dalam fiksi cerita dalam Cerbung Api Di Bukit Menoreh karya SH.Mintardja .Dimana nama Jatinom sebagai sentris awal cerita dalam Cerbung tersebut. Jatinom juga dikenal sebagai KOTA APEM kenapa? karena tiap bulan Shafar ada tradisi bagi bagi kue apem. Kue Apem sendiri secara historis dikenalkan Ki Ageng Gribig seorang ulama terkemuka dan kondang semasa Sultan Agung Hanyokrokusumo raja Mataram, Ki Ageng Gribig sendiri juga sahabat baik bahkan bisa dikatakan tempat pertimbangan oleh sang Raja waktu itu.
Jatianom juga dikabarkan sebagai persinggahan terakhir oleh Joko Dolog yang merupakan keturunan raja Brawijaya waktu itu. Lalu siapa Ki Ageng Gribig? ada beberapa versi bahwa Ki Ageng Gribing merupakan keturunan dari Joko Dolog dan versi lain mengatakan Ki Ageng Gribig keturunan salah satu dari Wali Songo.
Bagaimana awal sebaran Apem dijumpai hingga sekarang?
Alkisah sewaktu Ki ageng Gribig berkunjung ke Mekkah di beri oleh oleh sebuah kue Apem dan sesampai tlatah Jatinom kue tersebut masih hangat. Timbul untuk membagikan kue Apem tersebut pada para santrinya yang banyak namun kue oleh oleh Apem tersebut jumlahnya terbatas, maka sambil mengucap YAQOWIYU dibuatlah kue Apem untuk para santrinya yang banyak.YAQOWIYU sendiri berarti Mohon Kekuatan.Bila dilihat segi lain bagi bagi Apem bermakna Ayo podho sedakaho, ayo podo zakato, yang berarti mengajak untuk berjiwa sosial,sodaqoh,zakat.
Peringatan YAQOWIYU sendiri diperingati tiap tanggal 15 shafar , penulis kesini waktu cuaca cerah berawan,sungguh sangat bejibun dan antusias pengunjung mengikuti melihat dan ikut sebaran Apem. Dimana ada satu keyakinan atau sugesti tersendiri bahwa kue Apem yang telah di Doakan membawa barokah. 
Dari segi lain peringatan Yaqowiyu tersebut membawa berkah bagi masyarakat sekitar dengan menjajakan kue Apem bagi yang pengen oleh oleh khas Apem Jatinom. Juga para pedagang keliling layaknya pasar malam semacam sekaten yang ada di Yogyakarta atau Surakarta, dan juga omset dari parkir yang memberikan jasa para pengunjung untuk menitipkan kendaraanya
Penasaran pengen meninkmati aroma kue hangat YAQOWIYU . Monggo pinarak di Bulan Shafar Jatinom siap menjamu

Friday, October 20, 2017

MENIKMATI SAJIAN WEDHANGAN KAMPOENG YOGYAKARTA



Beberapa waktu yang lalu,aku kesini berawal dari rasa penasaran akhirnya mencoba. Kalo sebelumnya tentang tempat tempat hillspot atau tempat sejarah kini kita coba tempat jajanan enak nyamleng.Namanya Wedhangan Kampoeng,letaknya jalan Kaliurang km 12. Aku kesini lewat jalan pintas atau jalan tembus sebelah utara. Kalo dari Yogyakarta kota ambil saja jalan kaliurang lurus keutara,kanan jalan. Ditempat ini suasana cukup asri,menyajikan suasana javanese,khas jawa.bentuk bangunan yang joglo,dinding kayu seperti rono dan pilar pilar penyangga atap yang khas banget. Dari desain meja kursi sangat identik banget. Kursi rotan model klasik,meja model klasik,di tempat serasa terbawa suasana alam seperti ke dimensi era mataram hehe. Kadang terbersit bagaimana kalo penyaji menu makanan juga berdandan jawa lurik,atau batik atau beskapan wauw tentu seperti berkunjung di era klasik.
Tempat ini cukup terjangkau selain mudah dalam akses jalan,juga tempat yang sangat tergolong strategis.Dimana dekat jalur tembus jalan kaliurang-Klaten via Cangkringan ,Manisrenggo.juga bisa terakses tembus arah Magelang juga. Sebagai jalur utama kearah wisata Kaliurang tempat ini sangat menggiurkan untuk disinggahi, Waktu kesini terbilang cukup ramai, ada yang sekedar kongkow kongkow dengan berbagai curhatan pada temanya, juga ada para pekerja yang pulang luangkan waktu singgah mencicipi hidangan, ada sekumpulan keluarga berbagi ceria ditempat ini.
Harga yang terjangkau menjadikan branded tersendiri ditempat ini. Sajian menu yang komplit,serta cepat saji. Rasa enak tentu mnjadi pemanja lidah di tempat ini.
Penasaran gaes....arahkan navigasimu kesini...nyamleng,mantaf,ginastel.


Wednesday, October 4, 2017

HILL SPOT WATU PRAU BAYAT KLATEN


Klaten punya ragam wisata yang cukup menarik,selain umbul Ponggok, Candi Plaosan,Rowo Jombor,Deles Indah dan masih banyak lagi. Bukit Cinta namanya nama yang eksotis, Bukit Cinta Watu Prahu terletak di Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten. Tempat ini tergolong baru secara pengelolaanya. Untuk mencapai lokasi tempat ini cukup mudah,namun bagi yang awam daerah ini perlu tanya penduduk sekitar seperti penulis waktu pertama kesini beberapa waktu lalu. Dari rasa penasaran berujung ke tingkat melihat,meresapi,mendalami,dan merasakan tempat ini. Bukit Cinta Watu Prahu terletak di Jalur Bayat-Cawas ,tenggara rowo jombor kalau penulis membayangkan. Sebagai ancar ancar adalah jalan yogya-Solo ambil arah kota Wedi lurus arah Bayat yang terkenal kerajinan keramik gerabah,dan makam sunan padanaran lurus arah Cawas. Kiri jalan dari arah Bayat,Kanan Jalan dari aarah Cawas.
Hanya ada satu sign banner dijalan masuk ketempat ini,untuk selanjutnya dipandu arah tulisan sign yang dibuat untuk menuju lokasi ini. Meskipun bukan tergolong udara dingin seperti Kali adem ataupun Gancik Selo Boyolali,namun cukup menarik dimana ada taman santai dibawahnya. Ibarat lagu ada prelude dan interlude. Preludenya taman bermain sedangkan interludenya puncak bukit ini.


untuk mencapai lokasi ini cukup mudah karena sudah ada sign tanda menuju lokasi ini. ketempat ini sebaiknya tiba disini sore hari untuk menikmati suasana sunset.Beaya tiket masuk yang terjangkau menjadikan ajang jujugan para penghobi alam Klaten dan sekitarnya. dibawah bukit disuguhi berbagai arena bermain yang cukup. 



Wednesday, May 3, 2017

CAKRAWALA BIRU DI PANTAI BARON GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA



Pantai Baron merupakan salah satu tujuan favorit pengunjung guna menikmati keindahan alam dan plesiran. selepas dari pantai Sundak langsung tancap gas berjejal ke lokasi pantai Baron. Pantai Baron terletak di desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunung Kidul. Keindahan pantai dengan alur sungai di sebelahnya menjadikan gregetan pengunjung untuk mencicipi aroma mandi pantai. Pantai punya tepi pantai yang datar menjorok ke laut dengan aliran sungai di sebelahnya. Terkadang aliran sungai membelah dataran pantai sehingga pengunjung menyebrang untuk mencapai tepi pantai saat air laut surut, tetapi jika air laut pasang aliran sungai ini menyatu dengan air laut dengan gelombangnya. Cukup ramai sekali tempat ini wujud tempat favorit pengunjung. 
Aku juga tergoda untuk menyapa air laut dan bertutur sapa dengan ombaknya mandi dengan terjangan ombak ketepi pantai. Namun rasanya belum komplit bila belum menjelajah sekitar kawasan pantai ini. Kaki melangkah mendekati tepi, terhadang aliran sungai yang dingin. Dibibir pantai sudah terdapat payung payung pantai berjajar berderet dengan indahnya bila di pandang dari samping


Nampak ramai sekali, matahari tepat di atas kepala waktu sampai di tempat ini. Akupun menyapukan pandangan, nampak menara putih menggodaku untuk menjangkaunya. Menara mercusuar ternyata seperti di pantai Samas Bantul. Hanya menara ini terletak di bukit yang tinggi. Setelah bayar retribusi akupun menjejakan kaki menaiki tangga, terus berjalan mendaki, meski agak letih juga sebenarnya. sembari sebentar memandang kebawah melihat pantai dari ketinggian. Di sepanjang jalan setapak tebing untuk mencapai menara tersebut juga ada warung warung ampiran untuk menikmati pemandangan dengan menyajikan air kelapa muda dan minuman penyegar lainya, ada bangku bangku juga ada tikar siap untuk berleha leha memanjakan angan dan mata melihat ujung laut samudera hindia ini.

Pengunjung pada bersuka ria menikmati air laut dengan terpaan ombak pantai, meski cukup berbahaya juga, butuh rasa hati hati dan waspada dan kepekaan tingkat gelombang agar tetap tidak terseret arus balik ombak ke laut. Kunaiki tebing menuju menara. Percuma ketempat ini kalo belum merasakan naik kemenara, belum tentu tiap minggu atau bulan ke sini pikirku. Cukup membuat nafas berdenyut juga ternyata akhirnya sampailah di dasar menara itu


Tidak sekedar melihat bawah kaki menara, kunaiki menara itu dengan merogoh retribusi lagi. Tangga demi tangga kunaiki capek juga karena sekitar 40 meteran tingginya. dan di sisi kanan menara ada teras tiap ros lamping menara. Di ketinggian menara ini dapat memandang laut biru batas cakrawala ke laut lepas samudera Hindia nun jauh di sana. Nampak perahu perahu sewaan memanjakan pengunjung bergerak menuju laut, seperti di Pangandaran. Birunya cakrawala menyatu dengan laut bebas memandang 


Angin pantai cukup santer ditempat ini, birunya laut menghampar, sesekali kuperhatikan terjangan ombak menghantam batu batu pantai, terkadang terlihat pusaran air berarti ada rongga dalam di sekitaran pantai harus cukup teliti dalam pengamatan kali ini. Cuaca nampak cerah seharian, cukup berlama lama juga di menara ini.
Terkadang ada bayangan ngeri juga berlama lama di menara ini. seperti kalo tiba tiba ada getaran tanah misalnya, akupun turun lewat tangga dengan hati hati. Udara sangat sejuk namun sampai di tebing hawa hauspun melanda akupun mencicipi air kelapa muda yang disediakan penjual di sekitaran tebing sambil mengamati yang pada mandi di pantai.
Tergoda juga aku akhirnya aku menuju warung bawah yang menyediakan toilet untuk ganti baju, kucari langganan warung dulu. Segala tas dan perlengkapan ku titipkan ditempat itu juga hanya kamera yang kubawa dengan bungkus plastik. Bergegas menuju pantai menikmati asinya air laut dan bermain dengan terjangan gelombang. 
Ramai sekali ada yang bawa ban ada yang papan sewaan bermain mengikuti alur arus ombak yang datang. Juga pula ada yang duduk duduk dengan terjangan gelombang di tepi, bermain pasir. 


Cukup lama juga aku menikmati gelombang, nampak menara berdiri menjulang yang tadi kunaiki. Kunikmati pantai ini sampai sore. Waktu cukup sore sekembali dari tepi pantai ini akupun berkeliling. Cukup memadai tempat ini bahkan paling komplit dari fasilitas dari deretan pantai sekitarnya, baik dari segi jajanan oleh oleh keripik rumput laut, keripik udang, udang bahkan ikan laut di sediakan ditempat ini. Juga pula dari segi fashion, baju baju tshirt khas pantai baron juga ada tinggal pilih mana yang selera. 
Waktu beranjak petang akupun beranjak dari pantai ini pantai baron dengan menaranya yang bisa melihat jauh mata memandang.  Bergulung ombak laut biru,debur ombak Pantai Baron siap menyambutmu.   

Tuesday, May 2, 2017

DEBUR OMBAK PANTAI SUNDAK TANAH JAWA SELATAN


Di penghujung bulan April minggu 30 April 2017, kalau postingan yang terdahulu pada hamparan dataran dataran tinggi dan tempat tempat sejarah, kali ini ke tanah pantai Jawa Selatan,tepatnya di deretan pantai Gunung Kidul,Pantai Sundak. Di Gunung Kidul dikenal gudangnya wisata pantai, Gunung Kidul yang yang berbatasan langsung dengan pantai selatan ini memiliki sejumlah tujuan traveling wisata, cocok buat journey wisata pantai. Geliat menggenjot wisata Gunung Kidul nampak serius dilakukan terbukti dengan adanya peningkatan sarana prasarana akses jalan dan tempat fasilitas di tujuan wisata pantai. Jalan jalan yang aspalnya memadai dari Wonosari ke tujuan nampak dirasakan. Terlebih adanya sedikit perluasan jalan di persimpangan menuju Baron. Pantai Sundak masuk wilayah Desa Sidoharjo Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. 
Pantai Sundak tergolong gelombang tinggi karena bibir pantai langsung menjorok ke laut, sedikit cekungan dataran yang memisahkan alur gelombang seperti di Pantai Baron maupun Pantai  Pangandaran.
 Hari Minggu di tempat ini cukup ramai kebanyakan pada bersantai duduk duduk di gardu tepi pantai yang rimbun dan teduh di banding langsung di pantai cuaca sangat terik hari itu, Karena pantai ini kurang landai pengunjung tidak diharapkan untuk mandi di pantai ini, tidak seperti di Baron atau Parangtritis. Pantai ini tepinya cukup dalam dan gulungan ombak yang besar sering kali menghempas dengan suara gemuruh menghantam bibir dataran karang di kanan kiri pantai ini. 

 
Aku datang cukup pagi, jadi masih belum begitu ramai, karena banyaknya lokasi pantai di deretan pantai Gunung Kidul, juga pula karena beda beda juga tujuan pertama pula dari Ngobaran hingga Indrayanti jadi pengunjung terurai di sepanjang pantai sesuai tujuan masing masing pengunjung. 
Jalan untuk menuju lokasi kawasan pantai selatan cukup padat macet di tambah jalan yang sempit harus buka tutup terutama di tikungan dan persimpangan. Banyaknya bus bus wisata dan kendaran pribadi sampai mengular terutama di persimpangan.
Dipantai ini ada semacam tempat teduh di pinggir pantai yang dijadikan pengunjung sebagai tempat istirahat sambil menikmati debur ombak pantai selatan, sambil menikmati jajanan air degan atau air kelapa muda

 
Selain di sisi pantai ini juga terdapat pantai di sebelahnya hanya jalan kaki dua menitan sampai, dan di pantai sebelah terdapat perahu perahu entah milik nelayan atau sewaan untuk pengunjung seperti di Pangandaran atau di  Baron baru baru ini.


Ada beberapa yang menikmati pantai sambil bercanda dengan air pantai, namun cukup berbahaya, tidak boleh lebih jauh 5 meter, karena ada cekungan dalam pantai. Gemuruh ombak sangat terasa sekali di pantai ini terlebih saat menerjang karang, Di tempat ini juga ada pedataran tinggi karang untuk menaikinya dan bisa melihat arah pantai dari ketinggian. Banyak pengunjung mengabadikan moment di tempat tersebut. Ada gardu gardu di pedataran tinggi batu karang.


Pantai ini cukup memadai dari segi fasilitas dari warung jajanan hingga toilet, banyak pengunjung di sini pada nenteng tongsis untuk merekam indahnya panorama ditempat ini, udara yang sejuk hawa pantai serasa melanglang buana memandang cakrawala di laut biru.


Butuh vitamin sea? deretan pantai Gunung Kidul sangat rekomendasi. Datang & Nikmati

Tuesday, April 25, 2017

TEBING BREKSI YANG MENGGODA



Tebing Breksi merupakan tujuan wisata, tempat dolan, cari angin trending  bagi banyak orang, akupun beberapa kali ketempat ini,hanya baru ku post kan di sini, Tebing Breksi merupakan bukit penambangan batu pada awalnya. Namun seiring waktu tempat ini di jadikan Cagar Budaya, koq bisa ? menurut sejumlah penelitian dari berbagai referensi ternyata tebing breksi merupakan endapan abu vulkanik gunung api purba. Tebing Breksi terletak di Groyokan,Sambirejo,Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. satu jalur dengan arah Candi Ijo. Apa pesona Tebing Breksi? selain menyimpan sejarah secara geologi, dari tempat ini bisa melihat panorama alam yang sweet beauty horizon. Pemandangan arah cakrawala matahari tenggelam cukup jelas, bandara lanud Adi Sucipto cukup terpantau dari sini dimana bisa terlihat lalu lalang pesawat terbang take off. Menjelang senja sangat indah kerlap kerlip lampu di kota nampak menggaris, juga tanda sign lampu bandara nampak kelihatan dari tempat ini. 
Puncak keramaian tempat wisata Tebing Breksi pada hari hari libur tanggal merah,meski pada hari hari biasa tiada berpantang pengunjung yang pengen meneguk aura panorama senja dari tempat ini. Saat aku kesini waktu hari Libur waktu hari tergolong cerah beberapa hari lalu, jangan di tanya keramaianya, serasa tumplek blek di tempat ini. Sebagai indikasi banyaknya kendaraan berparkir di tempat ini dimana punya areal parkir yang cukup memadai untuk kawasan ini

Anda bayangkan sendiri di sisa waktu sore masih nampak berderet kendaraan berparkir di tempat ini,sebagai tanda tempat ini sebagai tujuan liburan idaman baik muda mudi maupun acara keluarga. Seperti yang aku katakan syarat wisata yang bagus pertama adalah akses jalan dan kedua tingkat panorama yang di nikmati. Untuk menuju lokasi Tebing Breksi cukup mudah jalan juga oke karena dekat jalan poros Yogya-Solo maupun Prambanan-Piyungan. Tebing Breksi terletak di ketinggian, artinya untuk mencapai lokasi ini jelas jalan yang mendaki. akan tetapi masih dalam kategori mendaki yang bisa di jangkau (akses). Banyaknya pengunjung di areal parkir menunjukan mudahnya mencapai lokasi ini.
Di puncak Tebing Breksi terdapat pedataran namun tidak begitu luas, meskipun demikian cukup menampung banyak orang yang pengen melihat kota Yogya dari ketinggian ataupun pegunungan atau perbukitan sebelah selatan. Garis cakrawala cukup jelas dari tempat ini, bahkan jika menoleh kekanan nampak Gunung Merapi kelihatan dari sini. Di tempat ini pengunjung pertama menahan nafas sebentar karena untuk mencapai puncak dataran ada tangga dengan sudut kemiringan yang lumayan meski tidak terlalu panjang jalan tangga berundak. Setelahnya pada menyebar cari posisi yang dirasa enak buat duduk duduk santai atau  untuk menatap panorama cakrawala. Ada yang langsung siapkan tongsis, ada yang membuka lensa kameranya ada yang manyun manyunkan wajahnya dengan berbagai pose pokoknya banyak cerita di tempat ini.


Cukup indah menggoda bukan? dimana bentangan cakrawala dengan semburat lembayung senja cukup membius pengunjung untuk menikmatinya.
Seperti telah aku katakan di post kemaren tentang Candi Ijo dimana ada layanan jeep wisata di tempat ini sebagai base untuk menuju rute rute selanjutnya. Nampak pada posisi start siap memacu memanjakan pengunjung.


Tebing Breksi layak menggoda untuk di kunjungi dimana sarana prasana kian hari kian memadai baik dari segi areal parkir maupun dari segi jajanan. Sebelah timur tebing berderet warung lesehan. dan yang paling penting apa coba? beaya cukup murah dan terjangkau hanya beaya parkir dan retribusi suka rela inilah sebagai faktor Tebing Breksi sebagai tempat hitz tujuan waktu liburan atau cari angin dolan diwaktu sore. Selain itu di tempat ini seperti ada icon burung untuk teman foto atau mengabadikan moment. Iniloh burungnya


Hari mulai gelap sang surya tenggelam, meski masih banyak pada bersantai di tempat ini, akupun menuruni jalan dari bukit ini .Menurutku Prambanan memang G&G, Garasi & Garansi wisata, Garasi karena banyaknya tempat tujuan wisata. Garansi karena tempatnya eksotik  memuaskan. Finally you can both enjoy receive. Kamu dapat keduanya pemandangan juga kepuasaan alam .   

Monday, April 24, 2017

LANGIT BIRU DI SOJIWAN



Postingan kali ini masih seputar area Prambanan, lebih tepatnya Candi Sojiwan. Candi Sojiwan terletak di sebelah selatan Candi Prambanan, atau selatan stasiun Brambanan seberang jalan Yogya-Solo. Bedanya kalo area tempat ini masuk wilayah Kabupaten Klaten meski berdekatan dengan Spot Riyadi yang masuk wilayah Yogyakarta. Candi Sojiwan terletak di desa Kebon Dalem Kidul,Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Candi ini didirikan pada era Mataram kuno juga, pada mulanya Candi ini berupa reruntuhan dan baru selesai di pugar tahun 2011. Menurut prasasti Rukam menunjukan angka 829 Saka atau sekitar 907 Masehi. Artinya bangunan ini memang didirikan masa Mataram kuno.
Candi ini nampak ramping katanya dari berbagai sumber ini Candi tipe Budha,artinya juga Mataram waktu itu memeluk Hindhu dan Budha. Kebanyakan Candi memang menghadap arah matahari tenggelam dan di ikuti candi pendamping atau perwara.  (kenapa kudu menghadap arah matahari tenggelam ?) entahlah. Candi ini meski kelihatan sendiri sebenarnya juga ada candi candi perwara namun karena reruntuhan sisa sisa hanya sebagian 


Nampak candi kecil hasil pemugaran mungil eksotik. Di tempat ini pintu gerbang pengunjung di sebelah utara,padahal candi menghadap kebarat. Aslinya memang menghadap kebarat baik pintu gerbangnya, karena dulunya tempat ini di kabarkan juga pernah tertimbun waktu merapi meletus,juga pula saat gempa bumi di waktu masa lampau. Sekarang sekitaran candi ini adalah perkampungan di sebelah selatan, dan persawahan di kanan kiri hanya sebelah utara akses jalan. Ditempat ini jika cuaca cerah nampak leluasa untuk melihat sunset. Seperti ada kejelian untuk melihat matahari tenggelam, dan yang menjadi pertanyaanku adalah ada hubungan apa bangunan Candi dengan arah Matahari tenggelam? entahlah,yang jelas semua Candi yang pernah ku kunjungi semua menghadap arah matahari tenggelam pintu masuknya, kecuali Candi Sari yang ternyata wisma.


Banyak ornamen ornamen kisah fabel di dinding dinding Candi ini,yang punya cerita. Setelah aku berkeliling aku masuk ternyata tidak ada lingga yoni seperti biasanya. Atau mungkin ini tipe Budha jadi tidak ada lingga yoni di dalam Candi utama. Di depan Candi nampak ada patung seperti ini


Cuaca nampak sangat cerah waktu aku kesini, dan langit terlihat biru. seperti langit biru di
Mataram,dan ternyata tidak aku saja yang mampir kesini, aku baru pertama kali ini. Untuk jalan akses sangat mudah dan terjangkau karena dekat dengan jalur utama jalan Yogya-Solo,ataupun lewat jalur kereta api ,lagi pula banyak tanda sign untuk menuju ke lokasi ini. Cara gampang adalah sebelah selatan Candi Prambanan agak ke timur, atau tenggara Candi prambanan. Mudah lagi selatan stasiun Brambanan sebagai patokan. 
Dan ini bukti pemugaran


Kiranya cukup waktu untuk melanjutkan perjalanan kembali ..ada yang suka dongeng fabel, kesinilah ada cerita menarik antara garuda dengan kura kura, angsa dengan kura kura.

Saturday, April 15, 2017

MENELISIK PENINGGALAN MATARAM DI CANDI SAMBISARI



Candi SambiSari terletak di Desa SambiSari, Purwomartani,Kalasan,Yogyakarta. Nama itu diberikan sesuai nama Desanya SambiSari. Penulis datang kesini didasari hal hal yang unik juga teka teki dimana sebenarya letak kota raja Mataram kuno saat itu. Dengan bertemu si Candi SambiSari jawaban letak kota raja era Mataram Kuno terungkap setidaknya, Candi SambiSari tergolong unik karena letaknya di bawah permukaan tanah, menurut sejarah penemuan Candi ini di temukan bulan Juni tahun 1966 oleh petani Karyoinangon saat bercangkul disawah,membentur batu ukiran,dan di tindak lanjuti Dinas terkait tempat ini sebagai Cagar Budaya. 
Dalam teori teori Pralaya, maha prahara era Mataram banyak peneliti peneliti mengemukakan asumsi asumsi dan teorinya berdasar penelitianya. Dan dalam teori Tata Negara runtuhnya suatu negara salah satunya serangan dari negara lain juga pula karena bencana alam. Bila dihubungkan dengan Kerajaan Mataram saat itu Pralaya berarti serangan dari negara lain yaitu dari Raja Wora Wari, dan analisa kedua pralaya yang berarti bencana alam yang dahsyat. Candi SambiSari ditemukan terkubur di dalam tanah artinya ada yang menguburnya, Faktor bencana alam lebih mendekati terkuburnya candi ini.Sebab  serangan raja Wora Wari semasa Dharmawangsa raja Mataram terakhir di Jawa Timur sekitar Magetan, jauh dari tempat terkuburnya Candi ini.
Disebutkan pula ada letusan letusan dahsyat di tahun 1006,1112,1906 yang berasal dari gunung Merapi. Adapun pula ditemukanya endapan vulkanik dan batu batu vulkanik di sekitar Candi Sambisari saat penelitian dan penggalian. Kenapa kota raja keraton / istana Mataram kuno lokasinya tidak diketahui secara pasti ? bisa jadi juga turut tertimbun endapan lahar ataupun abu yang tebal seperti Candi SambiSari dahulunya. Ataupun istana Mataram kuno terbakar oleh lahar panas dari Merapi ( menurutku ) kecuali bangunan istana juga  terbuat dari batu seperti Candi ini tentu tahan selama ribuan tahun.
Candi SambiSari menjorok kedalam tanah menurut balai pustaka 6,5 meter dari permukaan sekitarnya jadi kalo dilihat dari kejauhan hanya kelihatan pucuk candinya saja tapi kalo sudah masuk pelataran tebing ternyata luas juga bahkan mungkin lebih luas dari sekarang ini sebenarnya.


   
Hari jumat cuaca cukup bersahabat panas berawan, baru pertama kali aku ketempat ini hari ini. Tempat ini lumayan ramai pengunjung makin sore makin gayeng banyak pengunjung berdatangan baik keluarga ataupun muda mudi meluangkan waktu menikmati sore sambil bersantai menikmati panorama di Candi SambiSari. Candi ini menurut cerita pernah di temukan benda benda kuno seperti tembikar,dan prasasti emas di situ di ketahui angka 812-838 M. Bisa jadi bangunan Candi ini di bangun pada masa itu atau sebelum masa itu. Karena penulisan belum tentu saat terjadi pembangunan, bisa jadi waktu  sesudahnya pembangunan,bangunan dulu baru prasasti atau tulisan 
Ditempat ini pengunjung terhenyak sebentar terus ada yang langsung menyambangi induk Candi yang paling besar atau di candi pendamping berjumlah tiga namun ketiga candi pendamping ini tidak utuh tidak seperti di Barong ataupun di Candi Ijo. Ada pula hanya duduk duduk tepi rerumputan tebing 



Aku turuni undak undakan untuk bisa melihat dekat dan hasilnya seni bangunan yang tinggi sudah mengenal model sudut bergerigi kudapati di Candi Perwara / pendamping



Dan bangunan besar ku masuki Candi utamanya terdapat juga lingga yoni seperti di Candi Ijo bulan kemaren



Akupun berkeliling di candi utama karena candi perwaranya tidak utuh. disisi sisi candi utama terdapat seperti ini katanya ini Dewi Durga


di sisi selatan seperti ini namanya Agastya




Setelah puas di bawah aku menyusuri bagian atas mengelilingi area Candi ini berarti naik lagi dan berkeliling, nah ini yang membuatku berteka teki dan berasumsi ini sebenarya pagar ring luarnya atau apalah kujumpai seperti ini 



Cukup lelah juga mengelilingi candi ini ibarat nongkrongi candi melihat kebawah, puas berkeliling sambil duduk duduk di tebing atas banyak orang berlalu lalang sambil berfoto foto dengan hp maupun kamera. Waktu cukup sore rumahku cukup jauh dari tempat ini 45 menit perjalanan sebelum petang akupun meninggalkan tempat ini , terjawab sudah dimana Kotaraja Mataram ? nasibnya mungkin seperti Candi ini tertimbun hanya tidak diketemukan atau terbakar oleh pijaran batu batu api dahsyat letusan Merapi dahulu kala. However nature giving answer...


Wednesday, April 12, 2017

THE LOST WORLD CASTLE AROMA MIDDLE AGE



Cuaca cerah Selasa ini tergolong lumayan meski di penghujung sore sempat di guyur hujan tergolong lebat. Jalan jalan kali ini ke THE LOST WORLD CASTLE  Cangkringan Yogyakarta. Masuk wilayah dusun Petung,Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta. Rasa penasaran terobati setelah melihat daleman langsung tempat ini ( apa artinya daleman bikin penasaaran ). Tempat ini dulu pernah kulihat pertama kali saat naik wisata jeep lava tour Merapi yang punya jalur lewat ini. Karena dulu jeep yang ditumpangi bertujuan ke batu alien tidak sempat mampir ke tempat ini yang di kenal THE LOST WORD CASTLE . 
Akhirnya pakai wahana sendiri ke tempat ini. Cukup mudah terjangkau tempat ini ternyata tidak seperti di perkirakan sebelumnya, bayangan penulis pasti nanti jalanya penuh batu batu atau tidak rata seperti waktu lava tour. Dan akupun menemukan jalur yang enak via Cangkringan ambil tanda sign goa jepang. Dalam perjalanan ketempat ini ikuti saja jalur goa jepang setelah ada pertigaan terakhir ambil kiri yang aspalnya bagus kalo lurus jalanya berbatu batu. Tidak selang beberapa lama meski ada aspal yang tidak rata dan sedikit jalan berbatu sampailah ke tempat THE LOST WORLD CASTLE. Castle kalimat itu sama arti dengan kastil. Kastil adalah bangunan terbuat dari batu batuan bisa sebagai istana raja atau sebagai benteng pertahanan sebuah wilayah yang biasanya terdapat di kerajaan kerajaan Eropa saat itu. Jika dalam game Age of Empire II dan III ada opsi build castle bagi kamu kamu penggemar game strategi tentu tidak heran dengan image Castle. 


THE LOST WORLD CASTLE , Kastil dunia yang hilang pemilik tempat ini mungkin menggagas sebuah imajiner begitu. Dimana terdapat benteng pertahanan di tempat phery phery atau pinggiran. Melihat bangunan ini dari dekat sepertinya condong gaya kastil Asia di banding Eropa. Gaya Eropa berbentuk kekar dan menjulang keatas pilar pilar pemantauan dan berbentuk silinder atau menara bundar yang tinggi tinggi menyatu pada tubuh kastil tersebut juga pula terdapat jendela jendela. THE LOST WORLD CASTLE yang terdapat di dusun petung Cangkringan Yogyakarta ini meski desain dasar bertujuan untuk tempat wisata lebih condong ke gaya Asia seperti kastil model Jepang atau model China . Adanya alur tembok memanjang mengingatkan tembok raksasa china di miniaturkan di tempat ini, juga model atap menara bergaya Asia.  


Ditempat ini cukup sejuk karena hawa dari hawa pegunungan Merapi. Ditempat ini juga bisa melihat horison arah kota Yogyakarta atau arah Klaten. Tempat ini memang bertujuan untuk destinasi wisata 
bagi yang senang foto foto mengabadikan moment tempat ini cukup asik. Seperti pada era middle Age, jaman pertengahan imajinasi kita akan di bawa. Ditempat ini juga disediakan pelataran dengan pinggir ada tempat duduk memanjang seperti di stadion. Pengunjung dapat bersantai menikmati pemandangan sambil duduk. Kebanyakan pengunjung terkagum kagum sebentar melihat cakrawala, terus berbalik melihat latar belakang pemandangan gunung Merapi dari tempat ini. Jika cuaca cerah tentu bagus melihat puncak merapi dari sini. Kaliurang juga bisa dilihat dari sini,dan tak lupa menariknya adalah lalu lalang jeep wisata merapi melewati tempat ini. Selain itu pula ada bebatuan andesit di taruh dipelataran dalam benteng ini. 


juga ada tempat khusus untuk mengabadikan moment berlatar blue sky atau horison dengan kibasan bentangan sayap di ujung tembok benteng ini

 
Waktu penulis kesini dari bawah cerah berawan dan perhitungan sepertinya asik ketempat tempat tinggi, nampak cuaca mendung setelah berlama lama disini mendekati penghujung waktu sore. Tidak ketinggalan naik kepilar pemantauan dan lorong dinding yang seperti tembok China itu. Bayanganku jika keseluruhan dibuat dari batu batu andesit seperti tangga masuk pilar tentu nampak nuansa alami karena ada besi kanan kiri tangga naik kesanya kurang menghayati menapak tempat ini. Dan ini salah satu lorong pilar dinding atas


Oke karena waktu mendekati senja dan berpacu dengan curah hujan yang sewaktu waktu turun akupun siap siap beranjak dari tempat ini yang cukup lama di tempat ini satu setengah jam. Dari segi fasilitas cukup memadai area parkir yang luas, jajanan warung juga ada tersedia,toilet tiada perlu kawatir,hanya kurang tempat oleh oleh atau semacam souvenir atau Tshirt khas di Area parkir seperti ditempat tempat wisata lain. Yang jelas cukup bagus tempat ini bagi kamu kamu yang pengen menyandarkan dimensi ke abad pertengahan.. Made Your Journey ?? Come Here  The Lost World Castle try tell you...

Wednesday, March 29, 2017

PESONA CAKRAWALA DARI CANDI IJO YOGYAKARTA



Cuaca cerah hari ini tergoda untuk mengunjungi Candi Ijo. Candi Ijo terletak disekitaran Keraton Ratu Boko, hanya saja masih sekitar 3-4 Km, arah tenggara, selatan sedikit ke timur. Candi ini cukup mempesona karena terletak di perbukitan yang tergolong tinggi bahkan tempatnya paling tinggi di banding candi candi lain di sekitaran Prambanan. Penulis baru dua kali ini berkunjung, Candi Ijo tepatnya terletak di Desa Sambirejo,Kecamatan Prambanan,Kabupaten Sleman, di dukuh Groyokan.
Dari akses jalan terbilang strategis karena dekat dengan jalur utama Yogyakarta-Solo, maupun Prambanan-Piyungan. Dari arah Prambanan lurus saja ke arah Piyungan setelah melewati perbukitan Ratu Boko terus saja kira kira setengah lagu diputar dijumpai tanda sign Candi Ijo, ikuti saja tanda itu berarti ambil kiri. Jalan termasuk bagus hanya saja mendekati area Candi Ijo sedikit tidak rata aspalnya namun juga masih dalam perbaikan (on time). 
Untuk mencapai Candi Ijo sebenarnya ibarat "sambil menyelam minum air" atau " sekali dayung dua tiga pulau terlampaui". Sebab di areal arround banyak dijumpai tempat tempat asik seperti Candi Barong, Tebing Breksi ,Spot Riyadi, hingga Keraton Boko, Komplit banget bukan?. tentu. Tibalah di Candi Ijo setelah melewati Tebing Breksi. Sungguh penuh pengunjung terlihat lalu lalangnya orang orang berkunjung dan areal parkir yang penuh sampai di pinggir pinggir jalan.


 Maklum hari ini hari libur nasional 28 Maret 2017 Hari Nyepi. Langsung saja cari tempat parkiran setelah duduk duduk santai sebentar sambil menikmati minuman es lemon tea penyegar, aku dibuat heran. Karena di sini ada jeep wisata semacam lava tour Merapi. Apa para rider jeep Merapi pada liburan kesini pikirku, ternyata bukan, dan memang benar di kawasan Tebing Breksi menyediakan layanan Ride to Jeep dengan route Breksi-Candi Ijo -Batu Papat-Spot Riyadi - Candi Barong pp.


Cukup awesome banget, sambil menanti sore biar sedikit teduh aku menikmati hidangan warung setempat sambil mengobrol dengan rider jeep tersebut. Fasilitas rider jeep tersebut memang tergolong baru, karena dulu belum ada. Sempat aku tanya jeep yang antik itu apa buatan Eropa? bukan jawabnya, itu buatan Rusia. Setauku buatan Jerman atau Inggris ternyata Rusia,tipenya aku lupa namanya 
Candi Ijo hari ini sangat ramai sekali sampai kehabisan tiket, sehingga pengunjungpun free retribusi hanya merogoh kocek buat parkir. Artinya indikasi hari ini sangat ramai pengunjung hingga ribuan, daatang pergi datang pergi silih berganti sepanjang hari. Setelah teduh waktu sore kujejakan kakiku menikmati pelataran Candi Ijo. Benar Benar ramai pengunjung dari muda mudi hingga keluarga yang ingin melihat senja terbenam ditempat ini ataupun untuk mengabadikan moment pernah berkunjung kesini. 


Candi Ijo, merupakan Candi Hindu menurut prasasti poh tertulis angka tahun 906 M. artinya Candi ini berdiri pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh Sanjaya, dan dalam perkembanganya juga para dinasti Syailendra yang memegang tampuk kekuasaan Mataram Kuno.Candi Ijo juga merupakan saksi sejarah perkembangan pola pemerintahan Mataram Kuno, Candi Ijo ini dibangun masa pemerintahan siapakah? ada Sanjaya, Rakai Panangkaran trus pengganti penggantinya sampai Rakai Pikatan,Rakai kayuwangi sampai perpindahan ke Jawa Timur yang terkenal Mpu Sendok.entahlah merujuk angka tahun di prasasti itu atau sebelumnya, karena angka di prasasti biasanya seperti surat, angka pembuatan ada tanggal dan tahun.
  Ada empat Candi, satu besar dan yang lainya mungil mungil, Candi yang paling besar pintunya menghadap arah matahari tenggelam, akupun memasukinya baru pertama kali hari ini, dulu cuma berkeliling. dan di dapati pemandangan seperti ini


Lingga Yoni, sebuah simbol tentang penciptaan manusia jaman dulu.Lingga simbol Syiwa dan Yoni simbol Tara.
Sorepun semakin mendekati udarapun tambah sejuk, sambil berkeliling nampak para pengunjung duduk bersantai sambil menikmati panorama jelang senja, acara foto foto tentu tiada terlewatkan. Candi Ijo sudah kesohor mendunia terindikasi ada wisatawan manca yang berkunjung kesini, maybe studies in historic. Nampak keriangan dari wajah wajah pengunjung menikmati liburan kali ini di Candi Ijo Yogyakarta. ada yang bersendau gurau di pelataran rumput, ada yang berfoto foto di dinding Candi,ada pula yang on time kan kameranya menanti matahari terbenam dengan tripodnya, maklum cuaca tergolong cerah hari ini.





Akupun berkeliling sambil mengamati ornamen bangunan Candi, mirip Candi Barong tempo hari, karena ada hiasan muka raksasa, katanya namanya Kala Makara, berarti orang dahulu sudah mahir seni pahat dan ukir diatas batu

Ada semacam jendelanya tapi tidak tembus kedalam, kenapa ya? atau itu tempat dudukan arca atau apalah maksut dari itu.


Kenapa dinamakan Candi Ijo, mungkin karena terletak di bukit ijo, atau berdasar prasasti poh ada tulisan kalimat  ijo. Yang jelas merupakan spec yang bagus untuk destinasi wisata atau jalan jalan cari angin.
Haripun semakin sore mendekati senja, mentari yang akan hinggap diperaduanya,burung burungpun pulang kembali kesarangnya, nampak indah sore ini di Candi Ijo cuaca cerah.
Pengen ketempat ini kembali ? see you again another time....





TEBING BREKSI YANG MENGGODA

Tebing Breksi merupakan tujuan wisata, tempat dolan, cari angin trending  bagi banyak orang, akupun beberapa kali ketempat ini,hanya b...