Masih berkutat dengan zona sejuk sejuk,hanya saja kali ini bergeser sedikit ke zona timur tepatnya di Telaga Sarangan (lake sarangan). Telaga Sarangan terletak di lereng gunung lawu masuk wilayah Kabupaten Magetan Jawa Timur. Di Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan
Telaga Sarangan mempunyai pesona perpaduan gunung dan air,nampak sekilas seperti bedugul di Bali. Meski hanya telaga namun airnya jernih,air asli pegunungan, Telaga Sarangan biasanya sebagai destinasi satu jalur dengan Tawang Mangu grojogan sewu. Ditempat ini pemandangan cukup bagus melihat telaga dengan latar belakang pegunungan lereng lawu, hawa yang adem campur sedikit embun berasa bingit pokoknya. Jauh mata memandang nampak hijau pepohonan di sekitar telaga dipadu lekuk bukit pegunungan terasa syahdu.
Puas mata menikmati pemandangan yang aduhai, anda bisa jalan jalan berkeliling ataupun mencoba menjajal speedboat kisaran sewa 30-50 ribu tergantung nego. Selain itu ada juga layanan naik kuda di tempat ini seperti di pantai pantai itu. Telaga sarangan termasuk high rating pengunjung dilihat dari segi geografis, tata letak tempat, dan kegairahan pengunjung. Akses jalan yang bagus juga menentukan berkembangnya, eksistensi tempat wisata itu sendiri . Disini biasanya pengunjung tiba melihat dengan keterpukauan dulu, lantas duduk duduk santai di tepi telaga atas sambil jeprat jepret, ada juga yang langsung menjajal speedboat. Adapun yang menarik adalah menikmati jajanan ditempat ini. Mulai dari sate lontong, nasi pecel ataupun jajanan anak anak bakso ojek. Pegunungan biasanya terkenal dengan bunganya, tentu di lokasi Telaga Sarangan ini juga menyediakan tanaman bunga tentang macamnya kurang tahu. Edelweis yang penulis ketahui juga di jajakan di tempat ini, cemara gunung juga ada, bahkan anggrek juga di sediakan oleh pedagang lokal setempat. Dipinggir sekitar Telaga banyak pedagang menjajakan asesoris mulai dari fashion, handycraft, makanan khas serta pernik pernik lainya.
Memasuki cerita legenda asal muasal terbentuknya Telaga Sarangan ini bermula dari sepasang suami istri yang tinggal di lereng gunung saat itu yang di kenal ki pasir dan nyi pasir. Alkisah ki pasir suatu hari pergi keladang (mungkin kebun dipegunungan saat itu) saat bekerja terasa lapar dan bilang sama istrinya nyi pasir untuk mengambil makanan di gubugnya saat itu. Berlalunya nyi pasir , ki pasir jalan jalan mungkin mencari ubi atau apalah tiba tiba menemukan sebuah telur, di masaknya dan dimakanya, baru secuil dua cuil telur yang dimakanya, ki pasir merasa kenyang. Saat nyi pasir datang menemui ki pasir , ki pasir menceritakanya pada istrinya nyi pasir, bahwa telah mendapatkan telur dan di masaknya baru sedikit dimakan saja sudah kenyang, Hal itu membuat penasaran nyi pasir dan ikut memakanya sisa telur tersebut. Terus apa yang terjadi ? apa nyi pasir ikut kenyang?, menurut cerita legenda setelah keduanya memakan telur tersebut tubuh ki pasir terasa panas demikian juga dengan nyi pasir , karena tubuh terasa panas sampai berguling guling ke tanah. dan ada perubahan bentuk ki pasir maupun nyi pasir menjadi naga raksasa, sepasang naga raksasa yang berguling guling menimbulkan kegemparan tanah yang dahsyat, tanah melesak kedalam dan menimbulkan pancaran air yang deras sehingga terbentuklah Telaga yang di kenal Telaga Sarangan saat ini.
Lepas dari cerita legenda tersebut Telaga Sarangan cukup rekomended untuk destinasi khususnya bagi yang suka sejuk sejuk.