Melihat Dari Ketinggian Spot Riyadi

 

Hari itu awan berarak menggelung langit yang tadinya cerah tiba tiba awan kelabu mengajak mendung mencurahkan hujanya, gemercik airpun berkecipak di aspalan jalan, lalu lalang jalan sebentar agak sepi. Sepeminuman teh kemudian hujanpun menghentikan derainya. Akupun berjalan meski sempat terurung untuk melihat tempat Spot riyadi yang katanya Asyik loh. Kukendarai kupacu kususuri tepian tebing dengan jalan yang lumayan menanjak. Seantearo wilayah Prambanan bagian selatan memang ada perbukitan,Deretan markas ratu boko tempo dulu. Kuikuti tanda sign bertuliskan spot riyadi seolah memacu hati segera mengetahuinya kayak apa toh. Tibalah ditempat yang dimaksudkan dengan tanda tanda bekas hujan yang mulai mereda, dengan cirikas tanah lengket di sepatu, tanah dengan tipe liat kena hujan. Roda pun seolah malu malu menapak saking licinya.

Spot Riyadi terletak di desa Dawangsari, Kecamatan Prambanan, Dari jalur utama jalan Yogya-solo dari arah Klaten lampu merah Prambanan lurus, terus ada gapura prambanan belok kiri melewati rel kereta api lurus keselatan tinggal sisir jalan, demikian juga dari arah Yogyakarta tinggal sesuaikan beloknya yang jelas setelah melewati rel kereta api.

Spot Riyadi ibarat keterpikatan dalam kesederhanaan, tipologi desa yang berbukit, meski demikian jalan kampung sudah aspal dan cor semen, hanya hati hati bagaimanapun tetap licin. Spot riyadi di sini dapat leluasa menyorotkan mata jauh memandang, deretan sawah sawah persawahan nampak seperti kue dilihat dari atas, Kereta api yang melaju dibawah bagai ular raksasa. pemandangan panorama indah lainya deretan candi prambanan yang nampak, menyapu sapuan mata kekanan nampak cakrawala. Sedangkan jika lurus kedepan jika cuaca cerah dapat dijumpai background merapi mountain. Untuk fasilitas di sediakan area duduk bersantai di tepi tebing dengan jarak aman juga sarana parkir yang di sediakan, cukup merogoh kocek 2ribu selanjutnya dengan bebas menghirup udara atas sejuk sejuk gimana gitu sambil mata memukau menikmati panorama, andai tahun baru sudah tahu tempat ini pasti pengen menikmati  asyik tempat ini, sebanding dengan bukit bintang Yogyakarta untuk ukuran ketinggian mungkin serta obyek yang dipandang.  Daripada penasaran come on in Spot Riyadi, oh iya nama "Spot Riyadi" dari mana ya, apakah orang yang menemukan tempat yang cocok bersantai ini namanya Riyadi? entahlah 

 

KEMOLEKAN PLAOSAN TEMPLE

Kali ini meneropong kawasan Desa Bugisan Kecamatan Prambanan, Apa yang diteropong dan di resapi? Candi Plaosan, merupakan situs peninggalan sejarah Kerajaan Mataram kuno. Letak jalur Candi Plaosan terletak di Desa Bugisan Kecamatan Prambanan . Dari jalur jalan utama Yogya -Solo dari arah Klaten lampu merah pertama Prambanan belok kanan lurus ke utara antara 1-1,5 Km ada perempatan belok kanan lagi kira kira 800 meter. Sedangkan dari arah Yogyakarta lampu merah ke tiga belok kiri. Candi plaosan merupakan deretan candi candi yang dibangun di sekitar Prambanan tepatnya dalam region Prambanan, jika menarik tali pertautan dimana banyak candi seperti Candi Prambanan, Candi Boko, Candi ijo, Candi Abang, Plaosan sendiri tiada beda jauh dari pertautan tersebut. Pemandangan di Candi Plaosan cukup lumayan apalagi bila cuaca cerah dengan background latar Merapi mountain. Banyak pengunjung menikmati areal ini untuk melepas penat, selfie, ataupun berdiskusi ria di pelataran candi dengan rumput menghijau. Tiket masuk yang sangat terjangkau menjadikan plaosan tempat favorit untuk jjs jalan jalan sore, atau sebagai destinasi wisata. Pengunjung cukup mengisi absensi kehadiran terus bayar retribusi terus bisa langsung capcus sambil nenteng kamera andalanmu untuk jeprat jepret. 

Dari kronologi sejarah Candi Plaosan dibangun Raja Mataram Rakai Pikatan sebagai wujud cintanya pada Pramodyawardhani wangsa syailendra,sedangkan Rakai Pikatan sendiri Wangsa Sanjaya.

 Pada bulan Oktober 2003, di kompleks dekat Candi Perwara di kompleks Candi Plaosan Kidul ditemukan sebuah prasasti yang diperkirakan berasal dari abad ke-9 M. Prasasti yang terbuat dari lempengan emas berukuran 18,5 X 2,2 cm. tersebut berisi tulisan dalam bahasa Sansekerta yang ditulis menggunakan huruf Jawa Kuno. Isi prasasti masih belum diketahui, namun menurut Tjahjono Prasodjo, epigraf yang ditugasi membacanya, prasasti tersebut menguatkan dugaan bahwa Candi Plaosan dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.